Batik Solo Kemewahan dan Kesederhanaan
Busana batik kini kian digemari karena memberi tampilan sederhana namun tidak mengesampingkan kemewahan pemakainya. Penggunaan baju batik saat ini tidak hanya pada acara-acara resmi seperti pernikahan dan lainnya, melainkan sudah digunakan untuk keperluan kerja. Indonesia sangat terkenal dengan baju batiknya dimana terdiri berbagai macam motif unik. Dari sekian banyak jenis atau aliran batik, ada satu yang banyak mencuri perhatian yakni batik Solo. Mungkin Anda sudah pernah mengenal atau melihat seperti apa motif dari batik khas Solo, akan tetapi belum terlalu mendalami seperti apa keunikannya. Berikut ini ada beberapa ulasan mengenai keunikan dari batik Surakarta yang sampai sekarang masih banyak diminati.


Beberapa Keunikan yang Dimiliki Batik Solo
- Memiliki Ciri Geometris
 
Motif dari batik Surakarta lebih dikenal memiliki ciri khas berupa pola geometris di batiknya. Beberapa contoh dari motif batik Surakarta berupa motif Sidomukti, Sidoasih, dan Sidoluruh. Anda bisa memilih ponsel atau ciri geometris pada motifnya.
- Memiliki Motif Berukuran Kecil
 
Tidak hanya dari ciri geometrisnya saja, batik Solo juga mengusung ukuran motif lebih kecil dibandingkan jenis batik lainnya. Ciri khas berupa motif kecil tersebut terdapat pada jenis motif Truntum.
- Memiliki Kisah Sejarah
 
Beberapa motif batik ataupun aliran batik mempunyai kisah sejarah tersendiri. Dari batik Surakarta atau Solo tersebut juga memiliki kisah sejarah yang menarik kita simak. Pada zaman dahulu kala seorang Ratu menciptakan motif batik pertama kali dengan bentuk bintang berukuran kecil. Dari motif batik sang Ratu berhasil menarik perhatian sang Raja, sehingga Raja pun melihat proses membuat motif batik tersebut dan mengembangkannya menjadi seni membatik.

- Motif Parang Kusumo Jadi Motif Andalan
 
Dari sekian banyak jenis motif batik khas Solo terdapat satu andalan yang menjadi ciri khas batik Solo yakni motif Parang Kusuma. Ciri dari motif Parang Kusuma cenderung ke bentuk diagonal dan untuk melukisnya butuh ketelitian. Motif Parang Kusuma mengandung filosofis tersendiri dimana penggunanya hanya untuk garis keturunan raja saja, namun seiring perkembangan zaman dari pengguna motif Parang Kusuma bisa digunakan banyak kalangan.

- Terdapat Motif Beruansa Religi
 
Tidak hanya dari motif Parang Kusuma saja, ciri khas batik Surakarta juga memasukkan tema religi atau agama untuk menghiasi kain batik. Beberapa motif bernuansa religi seperti naga, garuda, dan sawat dimana saat ini masih menjadi simbol agama Hindu. Dari sisi warna motif religi tersebut cenderung memakai tipe warna putih namun masih mendapatkan warna lain berupa cokelat yang sampai sekarang masih mendominasi setiap motif batik.
- Warna Sogan Masih Mendominasi
 
Tidak hanya warna putih saja, pada jenis batik Solo masih menggunakan warna sogan sebagai opsi utama. Kombinasi warna sogan terdiri dari coklat kemerahan, coklat kekuningan, dan coklat kehitaman, ada dua motif yang sering memakai warna sogan yakni motif wahyu tumurun dan sidomukti.

Mengenal karakteristik dari batik Surakarta memang terdengar unik, akan tetapi sebelum Anda memilih motif batik Surakarta, ketahui dahulu ciri dan karakteristik dari setiap motifnya. Ada beragam motif khas Solo yang sampai sekarang masih tetap dilestarikan. Mari kita simak sama-sama mengenai jenis motif batik khas Surakarta.
Daftar Motif Batik Solo
Motif Parang
Salah satu motif dari batik Solo yang kerap digunakan bahkan dikenal sebagai motif paling tua di Indonesia adalah motif parang. Asal usul kata parang sendiri dari kata Pereng yang artinya lereng. Jadi dari motif Parang menggambarkan garis menurun dari posisi tinggi ke rendah secara diagonal. Anda akan sangat mudah menentukan motif parang yang cenderung melambangkan susunan motif S tidak terputus. Tedapat makna dari motif parang yakni sebuah nasihat kepada seseorang untuk tidak menyerah, memiliki tekad keras seperti batu karang dan memperlihatkan semangat yang tak pernah padam.



- Motif Sawat
 
Berikutnya ada satu motif menarik bernama Sawat. Arti kata Sawat adalah sayap atau bisa juga berarti nafsu. Banyak orang menganggap motif sawat dalam batik Solo sesuatu yang sacral dan hanya diperbolehkan untuk kalangan raja beserta keluarganya. Ciri dari motif Sawat sangat mudah yakni bentuk motif seperti sayap dengan susunan berpola sama bahkan bisa digambarkan seperti kendaraan Dewa Wisno berupa garuda. Makna dari motif Sawat adalah seseorang yang memiliki kekuasaan layaknya seorang raja. Sampai sekarang motif Sawat digunakan untuk proses pernikahan dengan harapan kehidupan mempelai pengantin akan lebih baik.
Motif Kawung
Mungkin Anda sudah familiar dengan satu motif bernama Kawung. Sudah banyak motif Kawung beredar di masyarakat dengan ciri seperti buah kelapa atau berupa kolang-kaling. Pola dari motif Kawung disusun dalam bentuk simetris serta geometris dengan kombinasi pola lingkaran. Gambaran bunga teratai ditambah empat daun bunga merekah menjadi identitas motif Kawung. Makna dari salah satu motif batik Solo ini sangatlah baik yakni seseorang akan memiliki umur panjang serta kesucian ketika memakainya.


Motif Truntum
Satu motif lainnya bernama Truntum juga sering digunakan dalam proses pernikahan. Akan tetapi dari jenis motif Truntum cenderung dipakai pada orang tua pengantin. Makna dari kata Truntum adalah seorang penuntun yang akan membimbing serta menjadi contoh bagi anak dalam menjalankan kehidupan yang baru. Pada zaman dahulu, motif Truntum dibuat oleh Kanjeng Ratu Kencana atau Permaisuri Sunan Paku Buwana III yang sampai sekarang diartikan sebagai simbol cinta dan ketulusan.

Motif Sidomukti
Masih ada motif menarik lainnya dari batik Solo yakni Sidomukti dimana sering digunakan sebagai pakaian adat terutama masyarakat Solo. Arti kata Sidomukti adalah hidup makmur, sejahtera, dan berkecukupan. Namun, motif Sidomukti sendiri bisa digunakan untuk mempelai pengantin dengan harapan dapat mengarungi kehidupan bersama kemudian mendapatkan limpahan rejeki. Dari motif Sidomukti tersebut memang cenderung digambarkan sebagai pengharapan baik penuh kebahagiaan serta rasa syukur kepada Tuhan.

Motif Satrio Manah
Anda bisa memilih motif Satrio Manah dimana menjadi salah satu ciri khas batik Solo. Tidak berbeda jauh dari motif lainnya, Satrio Manah juga dapat dipakai oleh wali pengantin pria saat melangsungkan prosesi lamaran. Makna dari Satrio Manah tersebut memberi pengharapan agar lamaran bisa diterima oleh pihak keluarga wanita. Arti lain dari Satrio Manah adalah seorang ksatria yang sedang membidik pasangan wanita memakai busur dan panah.
Motif Semen Rante
Terakhir ada motif Semen Rante yang memiliki arti hubungan kuat dan kokoh dari sebuah keluarga. Bagi calon mempelai pengantin juga diharapkan mampu mengarungi kehidupan hingga akhir hayat memisahkan mereka berdua.
Mengenal karakteristik dari batik Surakarta atau Solo sangatlah penting, karena hingga sekarang generasi muda masih belum mampu melestarikannya. Persaingan produk fashion saat ini membuat produk kain batik Solo ikut terhimpit, apalagi saat ini masih kurang peminat terutama bagi kaum anak muda.
Harapan ke depan dengan banyaknya produk baju batik Solo yang saat ini dijual dengan harga terjangkau membuat masyarakat tersadar bahwa pelestarian motif batik sangatlah penting mengingat zaman dahulu proses pembuatannya terbilang lama. Saat ini baju batik bisa digunakan untuk semua kalangan tak hanya keluarga kerajaan saja, oleh sebab itu pelestariannya harus terus dilakukan agar tidak mengalami kepunahan.
Batik Solo Modern
Selain batik solo klasik, ada juga motif-motif baru yang lebih dinamis dan modern. Motif-motif modern ini tetap mengadopsi motif-motif klasik tapi dimodifikasi dengan ornamen-ornamen modern dan garis-garis lengkung trend kekinian.

Rekomendasi:








